BURUH - Menelisik cerita kawan. Dan, memang bukan hanya katanya!!. Buruh Indonesia dapat bercermin pada Buruh Venezuela.
Buruh Venezuela dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang baru, lamanya kerja perminggu 40 jam kerja (termasuk kerja lembur).
Baca juga:
Tony Rosyid: Kudeta Airlangga, Berhasilkah?
|
Pertanyaannya; karena jam kerja lemburnya sedikit, apakah kemudian pendapatan buruhnya jadi kecil? Tidak! Karena ini faktanya;
1. Pendapatan buruh Venezuela rata-rata sekitar 4 - 7 juta;
2. Buruh mendapat kupon makan 3 kali sehari;
3. Harga bensin 525 rupiah;
4. Di pasar rakyat (Mercal, koperasi kecamatan), harga sembako disubsidi, 50% lebih murah ketimbang di pasar umum;
5. Ibu rumah tangga (termasuk isteri buruh) mendapatkan upah, karena kerja rumah tangga dianggap produksi sosial;
6. Bagi pasangan yang punya anak balita dan keduanya bekerja, disediakan penitipan anak gratis; anak-anak usia sekolah makan siang di sekolah;
7. Pendidikan gratis sampai tingkat perguruan tinggi bagi seluruh rakyat (termasuk bagi buruh yang hendak melanjutkan pendidikan); anak-anak usia sekolah, mendapatkan laptop kwalitas tinggi gratis merek Canaimas, buatan Venezuela, agar rakyat tidak gagap-teknologi;
Baca juga:
Ernest, Apa itu Dunguh?
|
8. Seluruh rakyat (termasuk buruh, ibu rumah tangga, dan mereka yang bekerja usahanya sendiri) mendapatkan pensiun;
9. Jaminan kesehatan gratis sepenuhnya bagi seluruh rakyat (termasuk buruh), sakit apapun (termasuk melahirkan) dan berapa lamapun pengobatannya, alias gratis seumur hidup;
10. Kaum perempuan (termasuk isteri buruh) yang hendak berusaha, diberikan kredit dari bank perempuan;
11. Cuti sebelum melahirkan 6 minggu dan setelah melahirkan 20 minggu, atau 26 minggu, alias 6 bulan 2 minggu;
12. Dalam UU ketenagakerjaan Venezuela yang baru, sekarang semua buruh berhak mendapatkan pensiun, termasuk ibu rumah tangga (karena pekerjaannya di rumah dianggap sebagai produksi sosial), dan juga termasuk mereka yang bekerja untuk dirinya dan usahanya sendiri dan lain-lain.
Baca juga:
R. Kholis Majdi: HTI Tidak Berpolitik!
|
Dari faktanya semua bisa menyimpulkan. Kenapa Negara sendiri Indonesia. Nasib Rakyat atau Buruhnya belum bisa dikatakan sejahtera. Sekolah yang dikatakan gratispun masih ada beban yang wajib dibayar. Pemberangusan Buruh pabrikpun masih terdengar. Teriak tangis Buruh Tanipun, teekait harga jual masih tetap jadi bahan perbincangan.
Sampai kapan ini berakhir. Mulai darimana membenahi. Hanya jiwa-jiwa berani yang akan siap mengorbankan dirinya untuk negeri dan bangsa dalam perubahan.
MESUJI, 21 Agustus 2022
Udin Komarudin Penggiat Buruh